Banyak orang bersemangat memulai usaha, tapi akhirnya kewalahan di tengah jalan. Penyebabnya? Modal awal tidak dihitung dengan tepat. Padahal, modal adalah “bahan bakar” utama agar bisnis bisa berjalan stabil sejak hari pertama.
Di artikel ini, kita akan membahas bagaimana cara menghitung modal awal usaha dengan praktis, sederhana, dan realistis, sehingga kamu bisa memulai bisnis tanpa takut tekor.
Modal awal adalah total biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis sejak hari pertama hingga mampu menghasilkan pendapatan stabil. Ini termasuk biaya operasional, perlengkapan, dan cadangan dana darurat.
Biaya yang harus dibayar secara rutin meskipun penjualan belum stabil. Contoh:
Sewa tempat
Gaji karyawan tetap
Biaya listrik dan internet
Biaya yang mengikuti jumlah produksi atau penjualan. Misalnya:
Bahan baku
Kemasan produk
Ongkos kirim
Barang yang hanya perlu dibeli sekali di awal, seperti:
Mesin atau peralatan produksi
Furnitur toko
Laptop atau software
Cadangan minimal 10–20% dari total modal, untuk menghadapi kondisi tak terduga.
Modal Awal = Biaya Tetap + Biaya Variabel + Perlengkapan + Dana Darurat
Contoh:
Biaya tetap: Rp5.000.000
Biaya variabel: Rp3.000.000
Perlengkapan: Rp7.000.000
Dana darurat (15%): Rp2.250.000
Total Modal Awal = Rp17.250.000
Jangan gunakan semua tabungan pribadi → pisahkan keuangan bisnis dan pribadi.
Cari opsi pendanaan → misalnya lewat investor kecil, partner, atau pinjaman modal usaha.
Mulai dari skala kecil → uji coba dulu sebelum memperbesar bisnis.
Catat semua pengeluaran → gunakan aplikasi keuangan atau Excel sederhana.
Menghitung modal awal dengan benar akan membuat bisnis lebih siap menghadapi tantangan. Ingat, jangan nekat jalan tanpa perhitungan. Dengan modal yang terencana, peluang bisnis bertahan lama akan jauh lebih besar.
Jangan ketinggalan artikel terbaru saya. Subscribe sekarang
Banyak orang bersemangat memulai usaha, tapi akhirnya kewalahan di tengah jalan. Penyebabnya? Modal awal tidak dihitung dengan tepat. Padahal, modal adalah “bahan bakar” utama agar bisnis bisa berjalan stabil sejak hari pertama.
Di artikel ini, kita akan membahas bagaimana cara menghitung modal awal usaha dengan praktis, sederhana, dan realistis, sehingga kamu bisa memulai bisnis tanpa takut tekor.
Modal awal adalah total biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis sejak hari pertama hingga mampu menghasilkan pendapatan stabil. Ini termasuk biaya operasional, perlengkapan, dan cadangan dana darurat.
Biaya yang harus dibayar secara rutin meskipun penjualan belum stabil. Contoh:
Sewa tempat
Gaji karyawan tetap
Biaya listrik dan internet
Biaya yang mengikuti jumlah produksi atau penjualan. Misalnya:
Bahan baku
Kemasan produk
Ongkos kirim
Barang yang hanya perlu dibeli sekali di awal, seperti:
Mesin atau peralatan produksi
Furnitur toko
Laptop atau software
Cadangan minimal 10–20% dari total modal, untuk menghadapi kondisi tak terduga.
Modal Awal = Biaya Tetap + Biaya Variabel + Perlengkapan + Dana Darurat
Contoh:
Biaya tetap: Rp5.000.000
Biaya variabel: Rp3.000.000
Perlengkapan: Rp7.000.000
Dana darurat (15%): Rp2.250.000
Total Modal Awal = Rp17.250.000
Jangan gunakan semua tabungan pribadi → pisahkan keuangan bisnis dan pribadi.
Cari opsi pendanaan → misalnya lewat investor kecil, partner, atau pinjaman modal usaha.
Mulai dari skala kecil → uji coba dulu sebelum memperbesar bisnis.
Catat semua pengeluaran → gunakan aplikasi keuangan atau Excel sederhana.
Menghitung modal awal dengan benar akan membuat bisnis lebih siap menghadapi tantangan. Ingat, jangan nekat jalan tanpa perhitungan. Dengan modal yang terencana, peluang bisnis bertahan lama akan jauh lebih besar.
Jangan ketinggalan artikel terbaru saya. Subscribe sekarang